About Me

header ads

Fungsi Nilai-nilai Pancasila terhadap Penyimpangan Sosial

FUNGSI NILAI-NILAI PANCASILA TERHADAP PENYIMPANGAN SOSIAL


Disusun oleh :
KIKI SUMBER REJEKI
4715132628

JURUSAN ILMU AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015


PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Negara Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaaan alam yang berlimpah dan negara yang dikenal  memiliki berbagai macam maupun ragam bahasa, suku bangsa, budaya yang dimiliki, begitupun juga dengan keramahan dan keakraban para penduduknya yang sudah dikenal dimancanegara. Semua itu dikarenakan kesatuan dan persatuan maupun ideology yang sangat kokoh sehingga kita bisa hidup rukun sebagai warga negara.
            Tetapi di kehidupan yang semakin modern dengan teknologi yang canggih seperti sekarang ini, membuat kita terbuai dengannya ditambah dengan kehidupan yang hampir tak terbatas antar individu, berbagai budaya asing yang masuk serta ketidaksanggupan masyarakat indonesia dalam menyerap budaya mereka membuat perilaku masyarakat Indonesia menjadi berubah dan Indonesia mulai hilang keramahannya dimata dunia dengan berbagai sebab yang sepele sehingga menimbulkan terjadinya penyimpangan social
            Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia, kita harus sadar tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa demi mewujudkan kerukunan. Disisi lain pentingnya  pendidikan pancasila terhadap penyimpangan-penyimpangan social yang terjadi dimasyarakat dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta sebagai aturan dan pelindung bangsa.



PEMBAHASAN

Penyimpangan Sosial

     Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya, sebagai bagian dari makhluk sosial. Menurut KBBI, perilaku menyimpang merupakan tingkah laku/perbuatan/tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada dalam masyarakat.


Faktor penyebab penyimpangan sosial
Adapun faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut :

1.    Perpebadaan Status
Adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi.

2.    Banyaknya Pemuda Putus Sekolah (Drop Out) dan Pengangguran yang Hidupnya Liar di Jalanan.
Sebenarnya seorang pemuda bisa saja bekerja di perkantoran. Untuk bisa bekerja di sebuah kantor, diperlukan keahlian. Namun, mereka tidak mempunyai keahlian itu. Padahal mereka juga butuh sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan.

3.    Kebutuhan Ekonomi
Adanya keinginan untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain – lain.

4.    Keluarga yang Berantakan (Broken Home)
Keluarga yang berantakan dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial. Ini disebabkan karena adanya perceraian atau perselingkuhan sehingga menyebabkan anggota keluarganya tidak kerasan di rumah akibat dari situasi rumah selalu ribut atau saling diam. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan – kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostusi, dan lain – lain.

5.    Pengaruh Media Massa
Pengaruh media massa terhadap penyimpangan sosial sangatlah besar. Saat ini ebrita dan gambar – gambar serta tayangan di stasiun televisi yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas. Hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memengaruhi emosi dan kejiwaan seseorang. Akibatnya sering terjadi perkelahian, perampokan, perkosaan, pembunuhan, dan lain – lain hanya disebabkan oleh masalah kecil.
Media massa menyajikan berbagai program acara yang tidak hanya berdampak positif, tetapi juga berdampak negatif. Oleh karena itu kita harus pandai memilih sajian yang bermanfaat bagi kita.

6.    Sosialisasi Nilai – Nilai Subkebudayaan  Menyimpang
Proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang dapat terjadi karena berbagai hal. Salah satunya karena terlalu sering melihat tayangan film baik itu di televisi, VCD, dan internet yang mengakibatkan timbulnya keinginan untuk mencoba dan meniru apa yang telah dilihatnya. Penyimpangan ini dapat terjadi dalam masyarakat karena seorang individu atau kelompok sengaja atau tidak sengaja telah mengadopsi nilai – nilai subkebudayaan yang menyimpang. Misalnya, di Indonesia secara umum kita mengetahui bahwa hubungan seks di luar nikah tidak dapat dibenarkan, baik oleh norma agama, norma sosial, maupun norma hukum. Akan tetapi, di luar negeri hal tersebut tidak dikategorikan sebagai perilaku yang menyimpang.


Macam/Jenis Penyipangan Sosial
Penyimpangan – penyimpangan tersebut dibedakan menjadi 2 jenis:

1.      Penyimpangan Individual (individual deviation)
Penyimpangan individual atau personal adalah suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.
Tingkatan bentuk penyimpangan seseorang pada norma yang berlaku :
a.       Bandel atau tidak patuh dan taat perkataan orang tua untuk perbaikan diri sendiri serta tetap melakukan perbuatan yang tidak disukai orangtua dan mungkin anggota keluarga lainnya.
b.      Tidak mengindahkan perkataan orang-orang disekitarnya yang memiliki wewenang seperti guru, kepala sekolah, ketua rt rw, pemuka agama, pemuka adat, dan lain sebagainya.
c.       Melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku di lingkungannya.
d.      Melakukan tindak kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku secara umum dalam lingkungan bermasyarakat sehingga menimbulkan keresahan. ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan merugikan, menyakiti, dll.

Macam-macam bentuk penyimpangan individual :
1. Penyalahgunaan Narkoba.
2. Pelacuran.
3. Penyimpangan seksual (homo, lesbian, biseksual, pedofil, sodomi, zina, seks bebas, transeksual).
4. Tindak Kriminal / Kejahatan (perampokan, pencurian, pembunuhan, pengrusakan, pemerkosaan, dan lain sebagainya).
5. Gaya Hidup (wanita bepakaian minimalis di tempat umum, pria beranting, suka berbohong, dsb).
2.      Penyimpangan Bersama-Sama / Kolektif (group deviation) 
Penyimpangan Kolektif adalah suatu perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.
Bentuk penyimpangan sosial tersebut dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kenakalan atau kejahatan kelompok.

Bentuk penyimpangan kolektip :
                          a.       Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.
                          b.      Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. COntoh : tawuran anak sma 70 dengan anak sma 6, tawuran penduduk berlan dan matraman, dan sebagainya.
                         c.       Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh : Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.
                        d.      Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh : merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb.

             Nilai-nilai Pancasila sebagai pengendali preventif
Pengendalian preventif merupakan pencegahan terhadap penyimpangan nilai dan norma. Pengendalian tersebut dilakukan sebelum terjadi penyimpangan sosial.

Peran Pancasila dalam hal ini sebenarnya adalah untuk menciptakan masyarakat yang mampu menjaga dirinya dari prilaku-prilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma, artinya masyarakat Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakatharus mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari. Dalam nilai Pancasila manusia memiliki kedudukan dan hak yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak serta kewajiban harus seimbang dan tidak memihak ataupun memaksakan kehendak kepada orang lain. Dengan kesadaran terhadap nilai Pancasila ini seharusnya masyarakat tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan sosial.

Selain itu, Pancasila disebut sebagai identitas bangsa dimana Pancasila mampu memberikan satu pertanda atau ciri khas yang melekat dalam tubuh masyarakat. Hal ini yang mendorong bagaimana statement masyarakat mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut. Artinya sebagai warga negara Indonesia kita hasudah memwbawa identitas bangsa yang erat kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila. Dan sudah jelas bahwa penyimpangan sosial ini tidak sesuai dengan identitas bangsa kita.

Pengendalian penyimpangan sosial secara preventif dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai berikut :

Ø  Nilai keagamaan
Nilai keagamaan ini perlu ditanamkan agar setiap perbuatan yang dilakukan manusia didasarkan pada rasa takutnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga dalam melakukan setiap perbuatan manusia lebih hati-hati.

Ø  Nilai kemanusiaan
Nilai tersebut harus ditanamkan dalam diri manusia karena hati nurani manusia akan menciptakan rasa kemanusiaan untuk tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Ø  Nilai persatuan
Dengan adanya nilai persatuan atau kesadarannya terhadap nilai persatuan tersebut, manusia akan menyadari untuk tidak melakukan perpecahan.

Ø  Nilai musyawarah dan mufakat
Masyarakat akan menyadari pentingnya musyawarah untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

Ø  Nilai keadilan
Pengendalian dengan nilai keadilan ini agar manusia lebih menghormati hak-hak orang lain dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat.






DAFTAR PUSTAKA :
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Buku Sosiologi Kelas XII, Airlangga, 2011
Buku Pancasila dan Kewarganegaraan, Yudhistira 2009



Posting Komentar

0 Komentar